BIDANG KAJIAN FILSAFAT TIMUR
Filsafat adalah sebuah ilmu yang dapat mengajarkan
seseorang untuk berprilaku bijaksana. Bijaksana yang dimaksud adalah dalam
menyikapi sebuah kehidupan. Banyak hal yang perlu dibijaksanai dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Banyak filsafat-filsafat
kehidupan yang dijalankan oleh manusia untuk dapat disikapi dan dilaksanakan
oleh manusia dalam hubungannya untuk menjalankan kehidupan sosialnya. Dalam
filsafat manusia, manusia itu sendiri tak ubahnya sama seperti binatang,
dilahirkan, ada sebuah kehidupan lalu mati, namun dalam dunia manusia banyak
sekali ide-ide yang muncul dari sebuah insting dan kretifitas otak manusia
sehingga hidup dalam dunia manusia begitu berwarna dan beraneka ragam.
Keanekaragaman kehidupan manusia tidak bisa terlepas juga dari genetis manusia
yang berbeda antara satu manusia dengan manusia yang lainnya. Manusia yang
terlahir kembar pun memiliki genetis yang berbeda. Keanekaragaman genetis
tersebut dapat memunculkan sebuah fenomena baru dalam kehidupan sosial manusia.
Kehidupan sosial manusia tidak terlepas dari manusia yang lainnya ataupun
makhluk hidup lainnya, oleh karena itu manusia perlu waspada akan adanya segala
gesekan sosial yang akan terjadi dalam kehidupan manusia.
Ilmu filsafat ini pertama kalinya diperkenalkan oleh
Thales sebagai seorang tokoh Filsafat Barat. Namun pada kenyataannya jiwa
filsafat telah menyelimuti sebagian masyarakat di timur dengan berbagai
ajaran-ajarannya. Ketertinggalan dunia timur untuk mempublikasikan keilmuannya
daripada barat, hal tersebut menyebabkan segala sesuatu terlihat di barat yang
lebih dahulu muncul daripada di wilayah timur. Munculnya filsafat ditimur sudah
mulai dikenal sejak peradaban lembah sungai Sindhu di India yaitu sekitar 6000
tahun sebelum masehi, hal ini jauh lebih lama dari filsafat yang dikenalkan
oleh Thales di wilayah barat. Keberadaan filsafat timur tersebut akan lebih
dibahas secara terpisah dengan 3 jenis pertanyaan, yang merupakan dalam bidang
fikir filsafat yaitu apa, bagaimana dan untuk apa.
1. Apa filsafat timur?
Sebelum dibahas lebih jauh tentang filsafat timur,
akan dijelaskan apa itu filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno philos dan sophia. Philos berarti
cinta dan sophia berarti kebajikan,
kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan cinta atau hikmah (Arifin,
1993:1). Terminologi cinta dalam filsafat bukanlah seperti gambaran orang yang
duduk terasing dari alam yang diangankannya. Seorang filsuf bukanlah seorang
yang kurang andil secara gigi dalam upaya menemukan berbagai tanda yang
mendalam tentang kehidupan manusia. Berangkat dari pengertian sederhana
tersebut, maka filsuf adalah orang yang mencintai hikmah dan berusaha
mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif
terhadapnya. Selain itu, filsuf juga mencari hakikat sesuatu, berusaha
menautkan sebab dan akibat, dan berupaya melakukan penafsiran atas pengalaman
manusia.
Menurut Hasbullah Bakry (1970:9),
Ilmu Filsafat merupakan suatu ilmu yang mempelajari sesuatu secara mendetail,
ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikat yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana tentang
sikap manusia semestinya ketika telah memperoleh pengetahuan. Di samping itu,
ada juga yang mengatakan bahwa filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang
dapat dicapai dengan budi pekerti (Salam, 1998:5). Dalam kehidupan modern ini,
filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya memahami semua hal yang
muncul di dalam keseluruhan ruang lingkungan pandang dan pengalaman umat
manusia (Barnadib, 1994:11). Dengan kata lain berfilsafat adalah suatu upaya
untuk menjawab pertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Menurut Jalaludin dan Usman Said, (1994:11) jawaban yang dimaksud merupakan
suatu hasil pemikiran yang sistematis, menyeluruh, dan mendasar. Jawaban
seperti itu juga digunakan dalam memecahkan persoalan yang berhubungan dengan
berbagai aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan.
Filsafat di dunia timur tidak
dipandang sebagai sebuah ilmu seperti halnya di dunia barat, namun filsafat
timur lebih dipandang sebuah kepercayaan atau agama, karena filsafat sudah
mendarah daging dalam kebudayaan di daerah timur. Kegiatan manusia dalam
beragama seluruhnya merupakan sebuah implementasi dari filsafat tersebut, namun
kadang manusia yang melaksanakannya sendiri tidak mengetahui secara pasti apa
makna filsafat dari kegiatan keagamaan yang dilakukannya. Filsafat timur lebih
mencerminkan sikap keiklasan dan berserah diri kepada Hyang Maha Pencipta, oleh
karena itu masyarakat mempersembahkan sesajen dan melakukan kegiatan ritual
sebagai ungkapan rasa cinta manusia kepada Penciptanya. Balutan filsafat dalam
setiap kegiatan ritual yang dilakukan bersumber dari tiga hubungan yang
harmonis yaitu hubungan manusia dengan penciptanya, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam. Oleh karena itu segala kegiatan
filsafat dalam dunia timur tidak terlepas dari 3 hal tersebut. hubungan dengan
tuhan sebagai bentuk penyerahan diri dan ungkapan rasa cinta dan bakti,
hubungan dengan manusia sebagai sikap toleransi dan kerjasama yang baik dalam
mewujudkan sesuatu kegiatan ritual yang harmonis, serta hubungan dengan alam
sebagai perwujudan rasa cinta terhadap alam dengan menggunakan kasil alam
sebagai persembahan dan dimana manusia dituntut untuk melestarikan alam
tersebut agar tetap dapat mempersembahkan hasil alam tersebut kepada Tuhan.
Membicarakan lebih jauh tentang apa
itu filsafat timur sesungguhnya kita berbicara tentang agama dan paham-paham
yang memperkuat agama tersebut. Dalam peradaban sungai Sindhu sebagai peradaban
tertua di dunia, filsafat timur muncul sebagai sebuah agama tertua yaitu agama
Hindu. Kebudayaan Hindu yang tertanam dalam masyarakat pada saat itu adalah
bersumber pada 9 aliran filsafat yang disebut dengan nawa darsana. Darsana atau
filsafat inilah yang menjiwai seluruh kegiatan keagamaan yang ada di dunia
timur. Darsana ini dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu darsana yang
berorientasi pada weda (kitab suci Hindu) yang disebut dengan astika, dan yang
tidak berorientasi pada weda yang disebut dengan nastika. Aliran astika terdiri
dari nyaya, waisesika, samkhya, mimamsa, yoga, dan wedanta yang dikenal dengan
sad darsana atau filsafat Hindu, sedangkan aliran nastika terdiri dari carwaka,
budha dan jaina. Kesembilan aliran filsafat tersebut berkembang menjadi agama
di India, dan salah satunya agama Hindu yang sampai ke Bali.
Untuk memahami lebih jauh tentang
filsafat timur marilah kita lihat pulau bali dengan mayoritas penduduknya
beragama Hindu. Apakah Hindu di Bali sama dengan Hindu di India?. Sebelum kita
menjawabnya kita sudah banyak mengetahui tentang filsafat timur diatas,
filsafat timur yang telah tergulung menjadi satu dengan kebudayaan dan
peradaban setempat. Bali dengan agamanya yang disebut sebagai agama Hindu Bali,
sangat kental dengan tradisi yang penuh dengan filsafat. Masyarakat Hindu Bali
memfilsafatkan dirinya melalui agama yang dianutnya, dimana balutan filsafat
kehidupan dimulai dari manusia tersebut dalam kandungan hingga meninggal. Dalam
filsafat Hindu yang dikenal dengan Moksha atau bersatunya jiwa manusia dengan Penciptanya,
maka segala perubahan proses dalam kehidupan manusia adalah proses pendewasaan
Tuhan atau penambahan kadar Tuhan dalam diri manusia, dan pada akhirnya nanti
proses yang terakhir kadar Tuhan dalam diri manusia menjadi penuh dan Tuhan
akan kembali kepada Tuhan yang mutlak. Namun proses tersebut hanyalah sebuah
proses, dalam perkembangan manusia bertambah usianya, manusia tidak menjadi
manusia Tuhan, melainkan manusia setan atau yang disebut dengan bhuta. Hal ini
berarti bahwa filsafat timur adalah sebuah filsafat yang mengajarkan manusia
untuk bijaksana dan dewasa, dan tidak mengajarkan manusia sebagai perusak atau
penghancur. Manusia timur yang berfilsafat adalah manusia yang tau akan dirinya
sendiri, apa yang dilakukannya kepada sesama manusia dan alam semesta, dan
manusia yang mengetahui bahwa diluar kemempuan manusia dengan inderanya ada
sebuah ruang dimensi yang disebut metafisik, dan kesimpulannya manusia harus
dapat membijaksanai semua itu.
2. Bagaimana filsafat timur?
Setelah memahami apa itu filsafat timur, mari kita
perjelas dengan bagaimana sesungguhnya filsafat timur tersebut. Bagaimana atau
ruang lingkup epistemologi dalam filsafat yaitu berkaitan dengan sebuah proses
dalam kehidupan, atau proses pemahaman manusia terhadap filsafat sehingga muncullah
sebuah kebijaksanaan dalam menghadapi sebuah kehidupan. Setelah kita mengetahui
bahwa filsafat timur itu lebih mengarah kepada sebuah agama, maka kita akan
mengupas bagaimana agama tersebut. Agama dalam pandangan filsafat adalah sebuah
jalan untuk menuju Tuhan, atau aturan yang dibuat oleh orang yang memiliki jiwa
mulia (nabi/avatar) agar manusia dapat hidup harmonis di dunianya. Jadi agama
itu tidaklah sesuatu yang terpisah dari kehidupan manusia, melainkan agama
sangat menyatu dengan kehidupan manusia dan alam. Diatas juga sudah dijelaskan
bahwa hubungan yang harmonis jika manusia dapat menghormati Tuhan, alam dan
manusia itu sendiri, begitupun agama yang berada dalam kehidupan manusia erat
kaitannya dengan ketiga unsur tersebut.
Ketika kita bertanya bagaimana filsafat timur itu,
atau bagaimana agama itu?, seketika itu pertanyaan tersebut berbalik kepada
manusia yang menanyakannya, kenapa manusia tersebut menanyakan bagaimana agama
itu, apakah orang tersebut tidak beragama, atau orang tersebut tidak mengetahui
apa agamanya, atau bahkan orang tersebut tidak mengetahui apa isi dari agamanya
tersebut. jawaban dari sebuah pertanyaan bagaimana filsafat timur atau agama
itu, maka jawabannya adalah sedalam apakah pengetahuan manusis tentang sebuah
agama, atau sedalam apa pengetahuan seseorang terhadap agamanya. Jika kita
membahas bagaimana agama tersebut, tentunya masing-masing agama memiliki sebuah
titik acuan yang berbeda. Yang dilihat dari sebuah agama adalah asal agama
tersebut, bagaimana pelaksanaannya dan tujuan akhir dari agama tersebut. jika
melihat dari filsafat timur, agama yang lebih melekat dengan filsafat timur
adalah agama alam. Maksud dari agama alam adalah sebuah agama yang memanfaatkan
alam sebagai ketiga aspek agama tersebut, yaitu asal, pelaksanaan dan tujuan
akhir dari sebuah agama.
Untuk mengetahui bagaimana filsafat timur yang
sedalam-dalamnya, lebih baik seseorang harus memperdalam agamanya terlebih
dahulu, agar naluri kefilsafatan yang sesungguhnya akan dapat dipahami secara
langsung. Kegiatan keagamaan merupakan sebuah pemahaman terhadap bagaimana
filsafat timur tersebut, karena pemahaman sebuah agama terletak sejauh mana
manusia dapat melaksanakan atau menjalankan yang diperintahkan oleh sebuah
agama, maka ketika manusia telah dalam menjalankan perintah agama, maka manusia
tersebut telah melaksanakan bagaimana filsafat timur tersebut.
3. Untuk apa filsafat timur?
Setelah memahami apa itu filsafat timur serta
bagaimana filsafat timur tersebut, maka akan dibahas untuk apa seseorang
memahami filsafat timur, atau untuk apa seseorang mengetahui filsafat timur,
dan apa pengaruhnya kepada kehidupan orang yang mempelajari filsafat timur
tersebut. telah kita ketahui bersama filsafat timur adalah sebuah agama, maka
untuk apa kita mempelajari agama, dan apa manfaatnya bagi manusia?. Filsafat
timur yang lebih identik dengan agama merupakan sebuah paham yang melekat dalam
keseharian masyarakat timur, dimana filsafat tersebut menjadi landasan setiap
manusis di timur dalam menjalankan kehidupannya. Filsafat timur atau agama
tersebut memiliki peranan yang sangat jelas bagi masyarakat yaitu untuk
mengatur kehidupan manusia didalam berinteraksi dengan Tuhan, lingkungan
sekitarnya maupun dengan sesame manusia.
Masyarakat timur dengan kualitas interaksi sosialnya
yang cukup tinggi, sangat memungkinkan sekali adanya suatu pergesekan antar
sesame manusia, dan dapat memicu munculnya sebuah kesalah pahaman karena factor
perbedaan pendapat atau paham. Oleh sebab itu filsafat timur sebagai sebuah
agama sangat mengatur hubungan antara manusia tersebut. filsafat timur melalui
agama mengatur manusia agar hidup saling memahami dan berdampingan, serta dapat
membijaksanai segala permasalahan sosial dalam masyarakat. Kebijaksanaan yang
timbul dari pemahaman filsafat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat agar
dapat menerima keadaan manusia yang lainnya, serta menjaga hubungan yang baik
dengan manusia yang lain dalam satuan sebuah keluarga. Dalam pemahaman filsafat
semua manusia adalah saudara, tidak ada orang lain, untuk itu setiap manusia
haruslah hidup rukun dan tentram didalam lingkungannya.
Ilmu filsafat atau agama ini juga berfungsi untuk
menjaga hubungan manusia dengan alam semesta sebagai tempat tinggal manusia.
Dipahami dalam filsafat timur atau agama bahwa alam adalah ciptaan Tuhan, dan
semua makhluk adalah ciptaan Tuhan, dan Tuhan ada pada diri manusia itu
sendiri, oleh karena itu kalau manusia tidak menghormati alam berarti manusia
merusak dirinya sendiri, untuk itu filsafat timur mengajarkan bagaimana manusia
bisa bijaksana dalam mengolah alam seperti layaknya merawat dirinya sendiri,
sebab kalau manusia merusak alam atau dirinya sendiri suatu saat alam akan
hancur akibat bencana alam. Jika manusia dapat menjaga alam, maka alam akan
membrikan dan memenuhi segala kebutuhan hidup manusia, seperti makanan,
perumahan hinga segala kebutuhan sebagai penunjang kehidupan manusia. Jika alam
dirusak oleh manusia, maka manusia tidak memiliki tempat untuk hidup, dan
manusiapun akan mati.
Filsafat timur juga mengajarkan sebuah kebijaksanaan
antara hubungan manusia dengan sang penciptanya yaitu Tuhan. Tuhan dipandang
sebagai yang maha Kuasa sebagai pemilik segala sesuatu yang ada di dunia ini,
dengan arti lain manusia bukan sebagai pemilik atau pencipta apa yang ada,
kendati manusia dapat menciptakan meja atau kursi, atau juga mesin, namun itu
tetap ciptaan Tuhan. Walau manusia mengerjakan dengan kemampuan manusia, namun
ide penciptaan tetap datang dari Tuhan. Keyakinan tersebut merupakan sebuah
filsafat yang murni dari timur, karena hal tersebutlah dapat mengendalikan
manusia agar tidak menjadi manusia yang egois dan berkuasa. Kendati demikian,
masih banyak manusia yang semena-mena terhadap segala ciptaan Tuhan.
Kebijaksanaan manusia terhadap hal tersebut, menyebabkan manusia senantiasa
berhubungan dengan Tuhan sebagai penguasa alam semesta, karena ketakutan
manusia terhadap Tuhan tersebutlah menjadikan manusia harus selalu tunduk dan
menyembah Tuhan.
Tuhan sebagai yang Maha Pencipta, memegang kekuasaan
tertinggi atas dunia ini, dan suatu saat kalau Tuhan murka maka dunia ini akan
hancur, termasuk manusia. Dogma seperti itulah yang akan membuat manusia menjadi
tunduk kepata aturan-aturan agama dimana Tuhan sebagai kekuasaan tertinggi dari
sebuah agama.dengan dogma tersebutlah muncul segala ritual dan kegiatan
dibidang keagamaan, sebagai wujud komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Secara
bijaksana bahwa manusia harus menghormati Tuhan sebagai pencipta agar manusia
tidak merasa ego dan berkuasa terhadap alam, dan manusia bukanlah makhluk
tertinggi, masih ada Tuhan sebagai yang tertinggi.
Dari berbagai ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa,
untuk apa mempelajari filsafat timur, karena filsafat timur dapat memberikan
manusia sebuah kebijaksanaan dalam menyikapi segala kehidupan manusia di bumi
dalam hubungannya dengan alam, Tuhan dan manusia itu sendiri, agar kehidupan
manusia menjadi harmonis dan mencapai kehidupan yang layak dan tenang di bumi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 1993. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teori
dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bina Aksara.
Bakry, H. 1992. Sistematika Filsafat. Jakarta: Wijaya.
Barnadib. 1994. Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
Jalaludin, & Said. U. 1994. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan
Pengembangan Pemikirannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Salam. 1998. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bina Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar