REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Daftar
pustaka :
Basman T, Arifin A & Muris M.
2016. The development of discovery-inquiry learning model to reduce the science
misconception of junior high school students. International Journal of
Enviromental & Science Education. 11 (12):5676-5686. http://www.journalijar.com/uploads/23_IJAR-9727.
Diakses 30 September 2016
Di review
oleh : I Putu Arya Suryawan, PPS TP Undiksha 2016.
“The Development of
Discovery-Inquiry Learning Model to
Reduce the Science Misconception
of Junior High School Students”
Basman Tompo, Arifin Ahmad, and
Muris Muris
Universitas Negeri Makassar
Indonesia.
Para peneliti menemukan bahwa salah satu dari rendahnya kemampuan siswa di
bidang ilmu adalah karena terjadinya kesalahan atau kesalahpahaman konsep ilmu
di kalangan siswa. Masalah kesalahpahaman Sains telah
menjadi masalah umum dan terjadi pada siswa di semua tingkat pendidikan. Dalam
hal ini, berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti untuk siswa SMP
Negeri 2 Maros, Sulawesi Selatan telah mengidentifikasi kesalah pahaman Sains untuk siswa, yang berdampak pada rendahnya penguasaan konsep
yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal alat pembelajaran yang digunakan di
sekolah-sekolah, para peneliti mengamati bahwa perangkat pembelajaran sains
yang digunakan dan Lembar Kerja Siswa masih umum dan tidak secara khusus
dirancang untuk mengurangi terjadinya kesalah pahaman Science.
Para peneliti melihat bahwa salah satu penyebab dari kesalah pahaman Ilmu kalangan
siswa SMP adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA masih menggunakan
paradigma lama, terutama Fisika masih mengajar Ilmu berdasarkan buku pelajaran,
dengan penekanan pada pengajar dan sesekali bertanya. Siswa harus mengikuti cara
belajar yang dipilih oleh guru dan patuh mempelajari urutan yang ditugaskan oleh
guru. Siswa kurang untuk mendapatkan kesempatan untuk terlibat secara aktif. Pembelajaran
umumnya ujian berorientasi demikian, hasil pembelajaran terjadi hanya transfer
informasi dari guru kepada siswa. Belajar yang hanya menghafal konsep, teori atau
formula, sehingga tidak memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep
yang dipelajari.
Model
pembelajaran yang cocok untuk memungkinkan siswa dan diharapkan dapat mengurangi
kesalahpahaman Science adalah model pembelajaran Discovery-Inquiry. Dengan
model pembelajaran Discovery-Inquiry, siswa terlibat aktif dalam memperoleh konsep
dan prinsip-prinsip serta guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan
melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip-prinsip
untuk diri mereka sendiri. Penggunaan model pembelajaran inquiry-discovery
tidak hanya relevan dengan langkah-langkah metodei lmiah, tetapi juga relevan dengan
teori-teori belajar seperti teori Piaget kognitif, pengkondisian, dan konstruktif.
Jenis penelitian
ini adalah penelitian pengembangan. Untuk memulai pengembangan penelitian ini,
dilakukan penelitian awal untuk mengungkap konsep Ilmu yang rawan kesalah pahaman
di kalangan siswa. Hasil penelitian pendahuluan digunakan sebagai bahan pendukung
dalam pengembangan model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Maros Akademik Tahun 2015-2016. Karakteristik dari delapan kelas SMP Negeri 2 Maros Akademik Tahun
2015-2016 relatif sama, karena proses pembentukan kelas secara acak lakukan dan
bukan oleh tingkat kemampuan. Subyek penelitian dipilih 2 kelas dari 10 kelas yakni,
VIII-A dan VIII-C.
Berdasarkan
penelitian tersebut dapat diperoleh hasil bahwa Efektivitas karena aktivitas siswa
telah dicapai berdasarkan kriteria pencapaian waktu yang ideal. Umumnya, siswa memberikan
respon positif terhadap penemuan penyelidikan model pembelajaran (DI). Kesalah pahaman
Sains telah dikurangi untuk siswa secarasignifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar